Dukung Pengembangan SDM KKP, PKSPL IPB University Gelar Pelatihan Dasar Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG adalah kerangka kerja untuk mengumpulkan, mengelola dan menganalisis data. SIG merupakan sistem berbasis komputer yang bekerja menggunakan data spasial, mencakup input, pengolahan, manipulasi, analisis data dan mendapatkan keluaran yang dibutuhkan.

Saat ini, penguasaan teknologi SIG adalah keniscayaan. SIG mampu mengintegrasikan berbagai metode dan alat analisis untuk membantu dalam sistem pengambilan keputusan.

“Oleh karena itu, kemampuan individu dalam menganalisis dan memvisualisasikan data secara spasial sangat dibutuhkan dan harus dimiliki oleh suatu lembaga yang bersinggungan dengan sumberdaya dan ruang. Sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan, menentukan kebijakan-kebijakan yang tepat, dan mendukung kebijakan satu peta di Indonesia,” ucap Frista Yorhanita, SSi, MSi, Koordinator bidang Reklamasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam Pelatihan Dasar SIG, (21-23/4) di Hotel Citra Dream, Bintaro, Kota Tangerang Selatan.

Baca Juga :  Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta Jalin Kerjasama dengan TikTok dan Tokopedia

Pelatihan yang digelar Direktorat Jasa Kelautan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia di bidang SIG. Pelatihan ini diikuti 13 peserta dari KKP.

Dalam kesempatan ini, hadir sebagai tim pengajar dan fasilitator adalah Dr Fery Kurniawan, Yus Rusandi,  Riza A Pasaribu, Farel A Aditama dan Isdahartati. Pada pelatihan ini, tim pengajar menyampaikan konsep-konsep SIG, perangkat lunak yang digunakan hingga bagaimana menyusun tata letak peta berdasarkan standar yang ada.

Selain memberikan materi tentang SIG, pelatihan ini juga memberikan contoh studi kasus yang bisa diaplikasikan di wilayah dan sumberdaya pesisir dan laut. Studi kasus yang dipraktikkan memanfaatkan data yang dapat diakses secara daring oleh lembaga resmi penyedia data spasial maupun data yang sudah dibuat secara mandiri oleh peserta pelatihan, baik menggunakan data vector maupun data raster.

Baca Juga :  Resmi Diluncurkan, ITS Pimpin Pengembangan Bus Listrik Merah Putih untuk G20

“Harapannya, dari pelatihan ini peserta tidak hanya mampu membaca peta, tetapi bisa membangun data spasial, merencanakan survei, menginput data, menyusun atribut data, analisis data sederhana, dan membuat peta sesuai standar yang ada,” ujar Dr Fery. (FRK/Zul).