ITS Ajak Mahasiswa PMM Mengenal Budaya Majapahit Melalui Modul Nusantara

Direktur Pendidikan ITS Dr Eng Siti Machmudah ST MEng saat memberikan sambutan di depan para mahasiswa PMM di Ruang Seminar lantai 2 Perpustakaan ITS
Direktur Pendidikan ITS Dr Eng Siti Machmudah ST MEng saat memberikan sambutan di depan para mahasiswa PMM di Ruang Seminar lantai 2 Perpustakaan ITS

Kampus ITS, ITS News – Mendukung Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang Modul Nusantara untuk mahasiswa Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) agar mengenal lebih dekat mengenai budaya Majapahit. Pembukaan program ini dilaksanakan di Perpustakaan ITS, Senin (29/8) lalu.

Direktur Pendidikan ITS Dr Eng Siti Machmudah ST MEng menyampaikan, pada tahun ini ITS menerima 108 mahasiswa PMM yang berasal dari 37 perguruan tinggi di Indonesia. Program ini diorientasikan untuk menghasilkan lulusan berkualitas, kerja sama dengan mitra perguruan tinggi lain, menghasilkan inovasi pembelajaran, dan peningkatan pemahaman penghargaan kebhinekaan di Indonesia melalui Modul Nusantara.

Para mahasiswa PMM di ITS saat menghadiri pembukaan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka
Para mahasiswa PMM di ITS saat menghadiri pembukaan Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka

Machmudah, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa para mahasiswa PMM tersebut akan mengikuti isi modul Nusantara. Modul tersebut akan mengeksplor peradaban Majapahit dengan memahami dan mengaktualisasikan budaya peradaban Majapahit sebagai bagian dari jati diri bangsa dan harapannya mampu melakukan reka ulang jejak-jejak peradaban Majapahit. “Dengan itu, mahasiswa diharapkan bisa termotivasi mengeksplorasi sains dan peradaban di daerahnya masing masing,” tuturnya.

Baca Juga :  SINERGI DITJEN DIKTI DAN PT WINGS BERI BANTUAN UNTUK RSUI

Menurut dosen Departemen Teknik Kimia ini, Modul Nusantara tersebut merupakan hasil rancangan lima dosen dan lima mahasiswa ITS. Sehingga selama satu semester ke depan, para mahasiswa PMM akan mengikuti serangkaian kegiatan pengenalan budaya dari modul tersebut dan menjalankan perkuliahan seperti biasanya. Secara teknis, setiap Senin para mahasiswa PMM akan melaksanakan pertemuan serta setiap Sabtu dan Minggu akan dibagi menjadi lima kelompok untuk menjalankan kegiatan.

Terdapat empat jenis kegiatan utama. Yakni kebhinekaan, kegiatan ini dilakukan sebanyak 14 kali selama satu semester berjalannya program. Aktivitas yang dilakukan adalah kunjungan dan mengidentifikasi permasalahan di Museum Trowulan, bangunan artefak, hutan obat, Gunung Kelud, dan Laboratorium Kelautan (maritim). “Kegiatan ini dibagi menjadi eksplorasi bangunan, maritim, rempah dan bencana,” sebutnya.

Kemudian kegiatan inspirasi, yakni bertujuan untuk menstimulasi inspirasi bagi mahasiswa yang diperoleh dari percakapan dan diskusi-diskusi dengan tokoh-tokoh inspiratif daerah. Machmudah menjelaskan, para mahasiswa akan menjelajah sejarah Majapahit lebih dalam dengan menemui para ahli. Seperti ahli epigrafi untuk mempelajari bahasa dan huruf yang digunakan saat itu dan belajar di Museum Trowulan.

Baca Juga :  Webinar Series MWA UI dan Kementerian Riset dan Teknologi Bahas Ketahanan dan Kemandirian Kesehatan di Indonesia

Selanjutnya kegiatan ketiga yaitu, refleksi. Kegiatan ini dilakukan sebanyak tujuh kali dalam satu semester berjalannya program. Mahasiswa PMM akan mempresentasikan hasil kunjungan dan kegiatan dalam bentuk poster, video vlog, dan laporan. Terakhir yakni kegiatan kontribusi sosial, para mahasiswa PMM akan menampilkan hasil karya mereka dalam acara festival nusantara dan dalam rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-62 ITS.

Direktur Pendidikan ITS Dr Eng Siti Machmudah ST MEng bersama jajaran pimpinan ITS dengan para mahasiswa PMM di Gedung Rektorat ITS
Direktur Pendidikan ITS Dr Eng Siti Machmudah ST MEng bersama jajaran pimpinan ITS dengan para mahasiswa PMM di Gedung Rektorat ITS

Dikatakan Machmudah, banyak hal yang harus diketahui masyarakat Indonesia terkait Majapahit, karena nilai-nilai yang diterapkan di Indonesia saat ini merupakan nilai-nilai yang sebelumnya ada di era Majapahit. Seperti bendera merah putih dari buku Negara Kertagama dan Bhinneka Tunggal Ika dari kitab Sutasoma. Ia berharap para mahasiswa PMM dapat menjalani perkuliahan di ITS dengan lancar dan meningkatkan rasa nasionalisme mereka. “Semoga program ini berguna bagi mereka,” pungkasnya. (HUMAS ITS)