close

Geliat Penelitian Inovasi di Universitas Tanjungpura

Penelitian inovasi yang nantinya menghasilkan produk inovasi sudah lama digulirkan oleh pemerintah melalui dua kementerian yaitu Kementerian Ristek–Brin dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kemampuan invensi dan inovasi dimaksudkan untuk menghasilkan produk hasil riset yang dilaksanakan dan inovasi yang berpotensi, sedangkan kemampuan iptek dan inovasi dimaknai sebagai keahlian SDM dan lembaga litbang serta perguruan tinggi dalam melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan iptek yang ditunjang oleh pembangunan faktor input (kelembagaan, sumber daya, dan jaringan).

Salah satu tujuan strategis dan sasaran strategis pemerintah dalam rangka memecahkan permasalahan-permasalahan bangsa dalam bidang riset dan teknologi adalah meningkatkan produktivitias invensi dan inovasi untuk daya saing dan meningkatnya produktivitas invensi dan inovasi untuk memperkuat transformasi ekonomi yang berdaya saing dan berkelanjutan.

Didalam menunjang program pemerintah tentang produk inovasi tersebut diatas, Universitas Tanjungpura telah mengeluarkan pendanaan dari DANA DIPA sebesar Rp. 2,6 M untuk membiayai 29 judul penelitian inovasi pada tahun 2021, dimana pada tahun 2020 merupakan tahun pertama Universitas Tanjungpura membiayai penelitian inovasi sebanyak 22 judul yang juga dibiayai dari Dana DIPA Universitas Tanjungpura sebesar Rp. 2,2 M.

Dari ke 29 judul proposal yang masuk dapat dibagi dua kategori, yaitu proposal penelitian inovasi lanjutan sebanyak 21 judul dan proposal penelitian inovasi baru sebanyak 8 judul, dan setelah dinilai Tingkatan Tingkat Kesiapterapan Teknologinya (TKT), maka lebih dari separuh jumlah proposal penelitian (16 judul proposal) sudah masuk kedalam tingkatan penelitian pengembangan dengan nilai TKT berkisar 7 – 9, sedangkan sisanya (13 proposal) masih berada pada tingkatan penelitian terapan dengan nilai TKT berkisar 4 – 6. Ini menunjukkan bahwa peneliti-peniliti di lingkungan Universitas Tanjungpura mempunyai kemampuan yang sangat baik didalam menghasilkan produk-produk inovasi yang saat ini hanya memerlukan satu – dua langkah lagi untuk didorong menjadi Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT).

Baca Juga :  Anugerah Humas, Jurnalis dan Media Dikti 2020, Apresiasi terhadap Garda Depan Penyampai Informasi Pendidikan Tinggi

Terdapat dua penelitian yang sudah memiliki nilai TKT 8, masing-masing Dr. Ir. Yohana Sutiknyawati K. D, MP dengan judul penelitian “Pengembangan Produksi Minuman Funsional Kaya Antioksidan Liang Teh Sebagai Produk Inovasi Untuk Revenue Generating Campus Universitas Tanjungpura” dan Dr. Ari Widiyantoro, S.Si., M.Si dengan judul penelitian “Inovasi Produk Tenun Khas Kalimantan Barat Berbasis Serat dan Zat Warna Alami”

Penelitian yang dilakukan oleh Ibu Yohana Sutiknyawati merupakan penelitian untuk menghasilkan minuman Liang Teh sebagai minuman kesehatan kaya antioksidan dan sesuai dengan preferensi konsumen. Output penelitian ini adalah menghasilkan dokumen kelayakan produk dan proses untuk menjadi dasar dalam mengebangkan usaha minuman liang teh bagi perguruan tinggi dan menghasilkan artikel ilmiah dan kekayaan intelektual, Outcome yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah untuk dasar inisiasi bagi perguruan tinggi sehingga menghasilkan revenue yang bersifat tangible atau intangible dari minuman kesehatan liang teh kaya antioksidan.

Teh kaya antioksidan

Sedangkan penelitian yang dilaksanakan oleh Pak Ari Widiyantoro merupakan penelitian menghasilkan produk tenun berbasis serat alami dan warna alami dengan desain inovatif. Zat warna alami dan serat alaminya telah memenuhi standar. Penelitian ini pada tahun pertama (2020) telah menghasilkan output 1 paten yang didaftarkan melalui Pusat HKI Untan, 1 artikel telah dipresentasikan pada seminar nasional dan 2 artikel submitted jurnal nasional terakreditasi SINTA. Pada tahun 2021 diharapkan sudah dihasilkan produk tenun yang siap masuk pasar dengan manajemen lewat IBT Untan dengan peningkatan kualitas akan diajukan ke program startup skim pra startup (CPPBT). Selain itu teknologi pembuatan serat dan warna alami mampu menginisiasi kelompok petani nanas dan pisang untuk berwirausaha dari limbah daun nanas dan pelepah pisang.

Baca Juga :  Koordinasi dengan Atdikbud Kedubes RI di Jerman, Untirta mendapat dukungan kolaborasi dengan Mitra Strategis di Jerman

Saat ini Universitas Tanjungpura sudah memiliki 1 penelitian inovasi yang bernama DABAYAK yang sudah didorong menjadi CPPBT, walaupun penelitian ini tidak melalui jalur proposal penelitian inovasi seperti yang dijelaskan diatas, tetapi kriteria penelitian mandiri ini sudah layak untuk didorong menjadi CPPBT dan sudah lolos mendapatkan pendanaan dari Kemeterian Ristek Brin sebesar Rp. 240.000.000,-. DABAYAK ini merupakan hasil penelitian tentang Produk kapsul DABAYAK dengan formulasi ekstrak daun bawang dayak dan zat pengisi yang cocok.

Ekstrak diperoleh dari proses maserasi dengan pelarut alkohol 70% dan telah diujikan pada percobaan praklinis dan klinis. Kapsul DABAYAK dapat sebagai antioksidan dengan menurunkan kadar senyawa penanda stress oksidatif dalam tubuh, sehingga dapat digunakan sebagai suplemen pada konsumen seperti perokok aktif.

Produk tenun berbasis serat daun nanas

Kegunaan/khasiat kapsul DABAYAK sebagai suplemen alami yang mengadung komponen antioksidan tinggi sehingga dapat menangkal radikal bebas yang berasal dari lingkungan maupun makanan. Radikal bebas ini memicu stress oksidatif pada tubuh dan gangguan lainnya seperti penyakit degeneratif. Kapsul DABAYAK aman dikonsumsi setiap hari sesuai dengan anjuran. Produk ini merupakan diversifikasi dari bagian umbi yang telah dikembangkan oleh pihak lainnya dan diklaim sebagai antioksidan. Keunggulan dari produk ini adalah memanfaatkan bagian daun yang seringkali dibuang, sehingga biaya produksi dapat menjadi lebih murah dan mendapatkan keuntungan lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan umbi. Perbandingan efektivitas khasiat antara daun dan umbi bawang dayak adalah berada dalam rentang yang sama yaitu sifat antioksidan yang tinggi.