close

Pakar IPB University Ungkap Ilmu Biologi dan Potensinya dalam Dunia Wirausaha

Biopreneurship adalah bentuk implementasi biologi dalam dunia kewirausahaan. Biologi memiliki potensi dalam pengembangan bisnis yang berkaitan dengan tumbuhan, hewan, maupun manusia. Hal ini mendorong Himpunan Mahasiswa Biologi (Himabio) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University menyeleggarakan Webinar Biopreneurship, (30/5). Webinar ini mengangkat tema “Maximize The Line for Biology Business”.

Contoh pengimplementasian biologi dalam entrepreneur adalah pada teknik hidroponik. Menurut Dr Hamim, Dosen IPB University dari Departemen Biologi, “Hidroponik sangat efektif pada negara-negara maju dimana lahan sudah sedikit. Salah satu contoh dari hidroponik adalah vertical farming.”

Vertical farming merupakan pertanian yang dilakukan secara indoor tanpa memerlukan lahan yang luas. Budidaya ini menggunakan teknologi yang canggih yakni artificial light. Vertical farming dapat juga disebut sebagai Plant Farming with Artificial Light (Jepang) dan Indoor Farming (Amerika).

Baca Juga :  Manfaatkan Limbah Air Wudhu untuk Budidaya Perikanan dan Hidroponik

Vertical farming memiliki banyak manfaat, salah satunya mengurangi biaya transportasi dan hasil produksinya lebih fresh dibandingkan menanam dengan cara tradisional. Jenis tanaman yang dapat digunakan untuk vertical farming adalah sayuran, tanaman obat-obatan dan herbal, pangan fungsional, buah-buahan seperti strawberry, blueberry dan lain-lain.

“Hidroponik harus dirancang sesuai dengan kebutuhan tanaman secara efisien. Seperti
menyediakan kebutuhan akar tanaman dengan air dan hara yang seimbang, menjaga ketersediaan pertukaran gas antara akar dan larutan nutrisi dan melindungi dehidrasi yang mungkin terjadi akibat listrik padam. Model aplikasi hidroponik ada beberapa macam, yakni kultur agregat/kultur pasir, wick system, dutch bucket method, rockwool slab drip, nutrient film techniques, raft system dan aeroponics,” ujar pakar fisiologi tanaman IPB University ini.

Baca Juga :  Ditjen Dikti Peduli, Bantu Perguruan Tinggi dan Korban Bencana Alam di NTT

Selain hidroponik, implementasi biologi dalam bisnis dapat diterapkan pada teknik kultur jaringan. Kultur jaringan merupakan metode untuk mengisolasi bagian tanaman seperti sel, jaringan atau organ, serta membudidayakannya dalam lingkungan yang terkendali (secara in vitro) dan aseptik. Tujuannya agar bagian tanaman tersebut dapat beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali.

“Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk keberhasilan usaha pembibitan tanaman dengan kultur jaringan. Yakni ketersediaan fasilitas laboratorium yang memadai, ketersediaan induk unggul dan bersertifikat, pengelolaan dana, kesesuaian kompetensi, penyusunan jadwal kerja, monitoring kinerja dan gaji yang sesuai, penyusunan rencana target produksi, serta aktif melakukan penelitian,” tutupnya. (SMH/Zul)